Sumsel Kreatif adalah situs berita dan agensi yang menyediakan informasi berita up to date.
Beli Tema Ini

Capaian Penurunan Angka Kemiskinan Sumsel Terendah dalam Satu Dekade Terakhir

PALEMBANG – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sumsel setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Dimana tercatat, sejak lima tahun terakhir, IPM Sumsel telah masuk dalam klasifikasi yang cukup tinggi.

“Sejak lima tahun terakhir, IPM Sumsel ini justru melompat drastis. Dari yang dulu hanya di kriteria sedang namun saat ini sudah pada level yang tinggi. Ini merupakan capaian yang sangat baik,” kata Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto, Senin (5/6).

Dia menyebut, pada tahun 2018, IPM Sumsel berada di angka 69,39. Namun saat ini IPM tersebut sudah di angka 70,90.

“Kriterianya, 60-70 itu merupakan level sedang. 70-80 sudah di level tinggi dan 80 keatas itu sangat tinggi. Kita lihat pada 2018, IPM Sumsel ini masih di kategori sedang dengan angka 69,39, lalu di 2019, masuk dalam level tinggi dengan angka 70,02. Kemudian pada 2022 meningkat di angka 70,90,” jelasnya.

Menurutnya, pergerakan IPM Sumsel selama lima tahun terakhir mengalami kenaikan signifikan kendati sempat mengalami hambatan akibat adanya pandemi covid-19.

“Semuanya mengalami hal yang sama dan sempat sedikit mengalami penurunan karena pandemi sehingga pendapatan perkapita mengalami kontraksi,” terangnya.

Dia menjelasnya, upaya untuk meningkatkan IPM tidak serta merta bisa langsung dirasakan. Apa yang lakukan sekarang belum bisa kita lihat dampaknya saat ini juga. Dengan percepatan bisa dirasakan mungkin lima tahun mendatang.

“Artinya, upaya ini memang jangka panjang. Semua provinsi juga terus bergerak melakukan percepatan dalam upaya meningkatkan IPM ini. Tinggal bagaimana percepatan masing-masing provinsi. Kita sedang melihat sejauh mana percepatan yang telah dilakukan. Persoalan rangking, karena semuanya memang melakukan percepatan. Tinggal bagaimana kedepan, kita berlari melakukan percepatan melalui program-program yang telah dicanangkan,” paparnya.

Dia menuturkan, program yang dapat mendorong percepatan meliputi tiga dimensi seperti usia harapan hidup seperti sektor kesehatan, kemudian usia harapan lama sekolah, hingga Standar Hidup Layak.

“Tantangannya karena IPM Provinsi ini merupakan akumulasi dari Kabupaten dan Kota yang ada di bawahnya. Sebab itulah semua harus bergerak bersama untuk meningkatkan capaian IPM ini,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, saat ini ada dua daerah di Sumsel yang IPM nya masih rendah, yakni Kabupaten Muratara dan Kabupaten Pali.

“Ini harus terus didongkrak dan bisa mencontoh upaya yang dilakukan daerah lain. Seperti OKU Timur, saat ini sudah sangat baik peningkatan IPM nya. Mungkin kiat-kiat yang dilakukan pak Gubernur saat menjadi Bupati bisa di lakukan untuk mendongkrak IPM ini,” bebernya.

Diketahui, berbagai upaya memang terus dilakukan Gubernur Sumsel H. Herman Deru dan Wakil Gubernur H Mawardi Yahya (HDMY) dalam meningkatkan IPM dan menekan angka kemiskinan di Sumsel.

Terbukti, dalam waktu 10 tahun terakhir sejak tahun 2012 hingga tahun 2022, angka IPM Sumsel terus tumbuh positif. Puncaknya pada 2019 angka IPM Sumsel menduduki kategori level tinggi yakni 70,02. Dimana sebelumnya pada tahun 2018, IPM Sumsel hanya sebesar 69,39. Lalu pada tahun 2020 IPM Sumsel sempat mengalami penurunan 0,01 menjadi 70,01. Namun pada tahun 2021, IPM naik cukup signifikan menjadi 70,24 dan pada 2022 melonjak menjadi 70,90.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel Regina Ariyanti, ST mengungkapkan, salah satu upaya memberikan dampak signifikan bagi peningkatan IPM dan penurunan angka kemiskinan yakni melalui dana Bantuan Gubernur Khusus (Bangubsus).

Dimana Bangubsus tersebut untuk mendorong pemerataan pembangunan di sejumlah daerah mulai dari pembangunan di sektor kesehatan, pendidikan hingga ekonomi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *